Demam Game PUBG
- Selasa, 12 Maret 2019
- Berita
- Mardianis
- Dilihat 2120 kali
Hampir setiap hari sepulang sekolah kulihat anakku hanyut dengan hp di tangan. Apalagi kalau hari libur, sejak bangun tidur langsung memegang hp sampai beberapa jam kemudian. Sebagai orang tua aku sangat peduli terhadap apapun yang dilakukan anakku. Aku selalu ingin tahu apa yang dia kerjakan. Aku ingin tau apa yang sedang dimainkannya. Aku sangat kawatir karena dia terlalu larut dengan permainan yang katanya lagi booming di kalangan anak-anak, pelajar, bahkan orang dewasa pun menggandrungi permainan ini.
Aku penasaran, suatu kali aku bertanya," Nak, kamu ngobrol dengan siapa?" Gak ada, Bu, jawabnya. Lhaa itu, ibu dengar kamu bicara sendiri. "Itu permainan ibu, game online," katanya. Aku semakin penasaran. Aku coba menanyakan pada anak didikku di sekolah. Suatu siang ketika mengajar di kelas 8D.
"Anak-anak, apa nama permainan yang sedang ramai, heboh, dan lagi booming saat ini?"tanyaku. Spontan kelas jadi gaduh, riuh, dan ramai. Hampir semua anak laki-laki berbicara dengan raut wajah cerah, ceria dan bersemangat. "Game online PUBG, Bu," jawab mereka serempak. Aku agak kaget juga, anak-anak merespon dengan cepat. Ini membuktikan bahwa game ini memang lagi booming. Aku coba bertanya lagi di kelas berikutnya, ternyata jawaban mereka juga sama. Aku menggali imformasi tentang game ini pada anak-anak, ya, dengan mewawancarai mereka aku mendapatkan informasi lebih jelas dan lengkap. Apa, mengapa, dan bagaimana permainan itu.
PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) adalah sebuah permainan dengan genre battle royale, yang para pemainnya bisa bermain dengan 100 orang sekaligus secara daring. Di dalam permainan ini pemain bisa bermain solo, tim 2 orang, dan tim 4 orang, serta bisa mengundang teman untuk bergabung ke dalam permainan sebagai tim. Game ini dimulai dengan mengumpulkan player-player disebuah tempat. Kemudian semua player menunggu yang belum masuk selama satu menit, setelah satu menit semua player berada dalam pesawat dan akan turun ke sebuah tempat pertempuran, setelah sampai di tempat pertempuran player akan mencari sebuah senjata dan perlengkapan berperang di sebuah rumah rumah yang sudah di sediakan. Setelah itu player akan membunuh player-player yang ada di tempat tersebut dan mereka harus menghindari zona yang mulai mengecil karena jika player ada di luar zona darah player tersebut akan terkuras dan mati, mereka harus bertahan hidup sampai tidak ada player lain di tempat tersebut. Itulah sekilas cara main game, hasil mewawancarai anak-anak.
Menurut mereka permainan ini merupakan salah satu obat stres, bisa juga sebagai hiburan, membuat kecanduan, dan seruu. Ahh, yang benar saja. Pastinya game ini menyita waktu, menghabiskan kuota, menguras uang padahal belum bisa menghasilkan uang (kata mereka, uang gak minta orang tua bu, uang jajan yang disisihkan, lah sama saja, masih uang dari orang tua dan mereka rela tidak jajan demi game), mata lelah, badan capek, terkadang membuat kesal, gondok dan bisa juga menjadi anak yang pembangkang karena selalu mengabaikan setiap kali orang tua memanggil, menyuruh, dan butuh pertolongan.
Seharusnya gunakanlah waktu luang untuk hal-hal yang bermanfaat, misalnya membaca buku, menulis cerita, menggambar, atau yang lainnya.
Sangat diharapkan perhatian yang penuh dan pengawasan yang lebih ketat lagi dari orang tua. Apakah ada solusi yang lain?
Pamoyanan, 12 Maret 2019